Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Pelatihan Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) di Bali. Selama lima tahun ke depan, PBNU menargetkan terbentuknya 1.000 Baitul Maal wat Tamwil (BMT)/Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS).
"NU dengan 14.000 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia memiliki sumber daya sekaligus potensi ekonomi yang sangat besar. Karenanya, perlu didayagunakan secara maksimal," ujar Wakil Ketua Umum PBNU, As'ad Said Ali, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.
Lewat pelatihan ini, diharapkan kader-kader muda NU tergerak untuk mengelola potensi-potensi ekonomi bersama-sama melalui pendirian dan penguatan LKMS dalam bentuk BMT. Pendirian LKMS diarahkan untuk menstimulus pengembangan sektor-sektor usaha yang dimiliki warga NU, khususnya di pedesaan.
Pelatihan LKMS Angkatan Ke-2 ini diikuti 70 orang peserta dari Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, NTB, NTT, dan Kalimantan. Kegiatan ini akan berlangsung dari 11-17 Oktober 2010.
Setelah pelatihan, para peserta akan mengikuti magang di BMT Sidogiri, salah satu BMT terbaik milik warga NU, selama sebulan. Pelatihan kader penggerak dan pengelola LKMS oleh PBNU ini diagendakan berlangsung setiap tiga bulan sekali selama lima tahun ke depan.
As'ad menjelaskan, muktamar NU di Makassar mengamanatkan PBNU untuk memperkuat bidang iqtishadiyah (ekonomi), tarbiyah (pendidikan), dan syu'un al-ijtimaiyyah wa al-diniyah (sosial kemasyarakatan dan keagamaan). Pelatihan kader penggerak dan pengelola LKMS tersebut merupakan salah satu ikhtiar PBNU untuk mengembangkan potensi-potensi iqtishadiyah (ekonomi) warga NU.
"Kita ingin selepas pelatihan dan magang, para peserta pelatihan kader Penggerak LKMS ini bisa menjadi aktor-aktor pemberdayaan ekonomi umat di daerahnya masing-masing," ujarnya.
Saat ini warga NU di Indonesia ada sekitar 71,14 juta jiwa dari populasi penganut Islam sebanyak 203, 28 juta jiwa. Diasumsikan, sekitar 30 persen dari warga NU atau sebanyak 21,34 juta berada dalam kategori miskin.
Jika ada upaya mengentaskan kemiskinan secara bersama dari warga NU saja, kemiskinan secara nasional diperkirakan akan turun sebesar 9,24 persen. Ini berarti ada penurunan dari 14,08 persen menjadi 4,84 persen.
"NU dengan 14.000 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia memiliki sumber daya sekaligus potensi ekonomi yang sangat besar. Karenanya, perlu didayagunakan secara maksimal," ujar Wakil Ketua Umum PBNU, As'ad Said Ali, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.
Lewat pelatihan ini, diharapkan kader-kader muda NU tergerak untuk mengelola potensi-potensi ekonomi bersama-sama melalui pendirian dan penguatan LKMS dalam bentuk BMT. Pendirian LKMS diarahkan untuk menstimulus pengembangan sektor-sektor usaha yang dimiliki warga NU, khususnya di pedesaan.
Pelatihan LKMS Angkatan Ke-2 ini diikuti 70 orang peserta dari Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, NTB, NTT, dan Kalimantan. Kegiatan ini akan berlangsung dari 11-17 Oktober 2010.
Setelah pelatihan, para peserta akan mengikuti magang di BMT Sidogiri, salah satu BMT terbaik milik warga NU, selama sebulan. Pelatihan kader penggerak dan pengelola LKMS oleh PBNU ini diagendakan berlangsung setiap tiga bulan sekali selama lima tahun ke depan.
As'ad menjelaskan, muktamar NU di Makassar mengamanatkan PBNU untuk memperkuat bidang iqtishadiyah (ekonomi), tarbiyah (pendidikan), dan syu'un al-ijtimaiyyah wa al-diniyah (sosial kemasyarakatan dan keagamaan). Pelatihan kader penggerak dan pengelola LKMS tersebut merupakan salah satu ikhtiar PBNU untuk mengembangkan potensi-potensi iqtishadiyah (ekonomi) warga NU.
"Kita ingin selepas pelatihan dan magang, para peserta pelatihan kader Penggerak LKMS ini bisa menjadi aktor-aktor pemberdayaan ekonomi umat di daerahnya masing-masing," ujarnya.
Saat ini warga NU di Indonesia ada sekitar 71,14 juta jiwa dari populasi penganut Islam sebanyak 203, 28 juta jiwa. Diasumsikan, sekitar 30 persen dari warga NU atau sebanyak 21,34 juta berada dalam kategori miskin.
Jika ada upaya mengentaskan kemiskinan secara bersama dari warga NU saja, kemiskinan secara nasional diperkirakan akan turun sebesar 9,24 persen. Ini berarti ada penurunan dari 14,08 persen menjadi 4,84 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar